Friday, October 2, 2009

by Abi

Masih ingat bencana Situ Gintung?? Waktu itu saya liat televisi, banyak PARTAI POLITIK bikin tenda bantuan d sekitar lokasi… Nah kmrn waktu ada gempa Tasikmalaya koq tenda-tendanya gak kelihatan lagi ya?? Kelupaan atau sudah hilang keikhlasn membantu sesame…+628572929xxx

Kalimat tsb. adalah kalimat yang saya kutip dari gambar re-pro disamping yang dimuat dalam sebuah surat kabar edisi 19/09/09 atau di penghujung Ramadhan (sebelum Koran tersebut tidak terbit 3 hari karena lebaran). Secara iseng, saya lalu kirim SMS jawaban berharap juga untuk dimuat seperti ‘Hak Jawab’ yang sering dimuat juga dalam kolom “Suara Rakyat”. Bunyi SMS saya begini:

To +628572929xxxx, Gempa Tasikmalaya tak satu tv meliput kiprah PARPOL d sana .. Bukn krn gk ad, tapi memang bnyak media tak mau ‘Kampanyekan PARPOL’ scr gratis d luar pemilu. Silahkan download KIPRAH PKS d Tasikmalaya lwt http://pk-sejahtera.org

Hingga catatan kecil ini aku tulis, SMS itu belum juga naik cetak. Entah karena saking banyaknya SMS yang masuk atau perihal kampanye gratis tadi.Banyak sekali factor penyebab kiprah Partai Politik hanya terjadi saat menjelang Pemilu berlangsung. Salah satunya, peran media massa yang kalau kita cermati memiliki peran central tanpa menafikkan factor lain.

Pertama, Independensi Media. Demi alasan independensi, banyak media enggan meliput kiprah parpol di luar jadwal kampanye. Media tersebut khawatir di sorot berafiliasi ke partai tertentu. Hal ini karena mayoritas partai peserta pemilu memang hanya ‘partai musiman’ yang berkiprah saat menjelang pemilu. Sehingga muncul asumsi tayang satu tayang semua, atau tidak sama sekali. Ini berbanding terbalik, apabila parpol tersebut melakukan sensasi atau melanggar hokum seperti: konflik dan perpecahan, kader yang melakukan korupsi, dll.
Kedua, Nilai Berita. Liputan yang sama dan berulang serta dilakukan ole seseorang ataupun ormas/orpol akan semakin dianggap biasa dan tidak menarik. Dan tentu akan menimbulkan rasa bosan dari pembaca maupun pemirsanya.
Sedang ketiga, Aspek Bisnis. Sudah dimaklumi, bahwa event lima tahunan itu menjadi lahan bisnis yang mampu menaikkan omzet bagi industri advertising baik cetak maupun elctronik. Diperlukan dana besar untuk memasukkan ‘kiprah positip’ meskipun hanya berdurasi detik.

Menjadi Ironis, menyadari hal tersebut masih banyak aktivis Partai Dakwah enggan merekam kiprahnya. Public yang semakin cerdas akan melihat kiprah wakil mereka. Ada KIPRAH ALEG, KABAR DEWAN, KOLOM KETUA DD, KOLOM KETUA DPC, dll.Tak ada rotan, akarpun jadi. Tak mampu masuk ke media (cetak/electronik), bisa direcord di BLOG yang gratis. Tinggal dikirim laporannya ke ADMIN. Dijamin, pasti dimuat. Kelak saat sosialisasi tak perlu antum sampai berbusa tak dipilih pula. Antum semua tinggal bilang, ”Mari kita buka Internet. Sesuai program pemerintah yaitu Internet masuk desa. Disitulah kiprah kami selama ini terekam. Click, click…”(Wied)

1 comment:

  1. berarti waktu gempa tasik ada posko pekaes ya . tapi kok 3 hari pasca gempa belum ada .
    tks

    ReplyDelete