Sunday, October 11, 2009

Pada suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur, yang sedang menyiapkan makan malam, dan ia menyerahkan selembar kertas yang selesai ditulisinya.

Setelah ibunya mengeringkan tangannya dengan celemek, ia membacanya dan inilah tulisan si anak:

Ma, berikut ini utang mama kepada saya selama ini:

Untuk memotong rumput Rp 50.000
Untuk membersihkan kamar minggu ini Rp 10.000
Untuk pergi ke toko menggantikan mama Rp 25.000
Untuk menjaga adik waktu mama belanja Rp 25.000
Untuk membuang sampah Rp 10.000
Untuk rapor yang bagus Rp 50.000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman Rp 30.000
Jumlah utang Rp 200.000

Si ibu memandang anaknya yang berdiri di situ dengan penuh harap, berbagai kenangan terlintas dalam pikiran ibu itu. Jadi, ia mengambil bolpen, membalikkan kertasnya, dan inilah yang dituliskannya:

Untuk sembilan bulan ketika mama mengandung kamu selama kamu tumbuh dalam perut mama, GRATIS.
Untuk semua malam ketika mama menemani kamu, mengobati kamu, dan mendoakan kamu, GRATIS.
Untuk semua saat susah, dan semua air mata yang kamu sebabkan selama ini, GRATIS.
Untuk semua malam yang dipenuhi rasa takut dan untuk rasa cemas di waktu yang akan datang, GRATIS.
Untuk mainan, makanan, baju, dan juga menyeka hidungmu, GRATIS, Anakku.
Dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, harga cinta sejati mama adalah GRATIS.

Ketika anak itu selesai membaca apa yang ditulis ibunya, air matanya berlinang, dan ia menatap wajah ibunya dan berkata:

"Ma, aku sayang sekali pada Mama."

Dan kemudian ia mengambil bolpen dan menulis dengan huruf besar "LUNAS".

Dari Taman Bintang

2 comments:

  1. Sepertinya saya sudah pernah baca, tapi nggak masalah.

    Begitulah kita sering "memperhitungkan" apa yang kita berikan kepada orang tua kita, padahal orang tua kita nggak pernah itungan sama kita. Saatnya kita merenung apa yang telah kita perbuat thd orang tua kita. Segera silaturakhim dan datangi orang tua kita, minta doa dari orang tua kita dan minta maaf kepada kedua orang tua kita. Jika beliau sudah wafat maka selalu doakan kedua orang tua kita.

    ReplyDelete
  2. Betul ini pernah saya dengar ceramah salahsatu radio islam di jakarta , tapi seperti koment mas Sugeng "tidak masalah"
    tulisan di blog ini menggugah saya terhadap ortu saya sendiri, terlebih ibu sekarang adalah target kedua untuk yang harus diperjuangkan setelah anakku . tks

    ReplyDelete