Thursday, January 16, 2014


#AYTKTM Ku Telah Menemukan Cinta

‘Dik, kamu yakin mencintainya? Dia itu aktivis PK (Partai Keadilan-pen) lho!’

‘Mas, PK adalah Partai Dakwah. Bagian dari aktivitas dakwah yang kita lakukan selama ini. Suatu saat nanti, Saya akan bergabung di pemilu berikutnya , entah apa nama barunya. Tergantung aturannya (UU), karena dia tidak akan lolos PT (Parliamentary Threshold) 2 % minimum suara’.

Sepenggal dialog itu terjadi menjelang Pemilu 1999. Saat itu aku curhat kepada saudara sepupuku (yang kini almarhum) atas kemantapan hati untuk ta’aruf lebih lanjut.

***

Tiga tahun berlalu setelah dialog itu, aku belum tahu banyak tentang partai dakwah ini. Kecuali hanya simpati dalam hati. Sampai suatu hari aku dimutasi kerja, penempatan di Sangatta, Kalimantan Timur. Kesempatan itu aku gunakan untuk mencari rumah kontrakan. Ada celah waktu untuk berkumpul dalam keluarga setelah terpisah jarak.

Tepatnya Maret 2002, sekelompok orang itu berkunjung, menyambut kedatangan di hari pertama memulai hidup di tempat baru. Jauh dari kerabat dan saudara. Yang aku juga heran, Tak perlu membutuhkan waktu lama untuk saling bercengkrama akrab bak saudara. padahal belum pernah bertatap muka sebelumnya. Yang aku tahu engkau hanya cerita bahwa sudah dapat tempat transfer Liqo’. Akupun tak paham apa itu liqo’.

Tidak lama berselang, aku ikut apa yang disebut Liqo’ . Hari berganti minggu, aku mulai berkecimpung dengan pengajian ini. Sebuah kajian islam yang hanya terdiri beberapa orang, kurang dari 10 orang. Masing masing membawa Al Qur’an dan buku untuk mencatat materi yang disampaikan sang guru.

Setelah beberapa kali pertemuan di suatu malam, saya membuka buku catatan itu. Ada gairah untuk lebih memahami islam secara kaffah. Aku merenung teringat saat masih bagian dari rohis sekolah. Dalam hati, ada tersimpan tanya untuk mencoba mengurainya.

‘Mas, boleh saya tanya sesuatu?’ tanyamu, aku mengangguk.

‘Aku sudah tahu catatan kajian dan juga buku koleksi di rak buku di rumah, itu punya siapa? Dan darimana?’, begitu kira kira pertanyaanmu.

‘Ah… Namanya Juwino’, aku memulai cerita dan menatap masa sepuluh tahun silam. ‘Kami biasa memanggilnya akh Juwino. Anak rohis, kakak kelas jurusan Electro Komunikasi. Kami diajak di sebuah TK di belakang IKIP (UNY). Dia yang sering mengisi kajian pekanan kami. Dia yang menyuruh kami mulai menyisihkan uang untuk membeli buku yang dia anjurkan untuk memilikinya. Sayang, setelah dia lulus tahun 1993, tidak ada lagi penggantinya. Kajian pekanan terputus setelah kurang lebih setahun berjalan’. Awakmu tahu apa yang disampaikan? Materinya persis seperti yang disampaikan Pak Mafruhin Hanif, pak ustadzku ini. Dalam catatan ditanganku ini’. Panjang lebar aku bercerita masa sekolah dulu.

Setelah beberapa bulan berjalan, baru aku menyadari bahwa kajian ini adalah ruh dan cikal bakal terbentuknya partai ini. Yang kini bernama Partai Keadilan Sejahtera. Dan tanpa sadar, aku telah masuk menjadi bagian darinya.

***

Tanggal 16 Januari 2000, kita telah mengikat janji untuk saling berbagi dan saling melengkapi. Hari ini, empat belas tahun berlalu. Aku akan selalu mengenang akan kisah itu, tak akan pernah aku jemu. Ia akan tetap menjadi bagian sejarah perjalanan cinta kita. Bahkan saat badai menghantam, memory itu takkan berubah. Jadi, layakkah aku berpaling meninggalkannya? #AYTKTM. Apapun Yang Terjadi Ku Telah Menemukan cinta. Dan berharap,semoga kita tetap istiqomah dalam gerbong jamaah untuk menggapai cinta-Nya.



NB:

Bersama tulisan ini aku titipkan salam kangen untuk Ust. Mafruhin Hanif (Murabi & Guru SDIT di Sangatta. Tahun 2003) dan juga salam cinta untuk Mas Juwino Alumni STEMBAYO ‘93. Jurusan Electro Komunikasi (setelah sepuluh tahun berlalu, baru aku tahu antumlah Murabi pertamaku). Dan sampai detik ini kita belum pernah berjumpa lagi.

Semoga barakah Allah atas antum sekalian. Uhibbukum fillah.

Widodo, Alumni Geologi Tambang, STEMBAYO ’95.

0 comments:

Post a Comment