Tuesday, March 16, 2010

Catatan: Abi
"Pekan depan Liqo kita Insya Allah tetap sini lagi, Giliran antum siapkan snack-nya ya?", MR ane mengakhiri pembagian tugas LQ tepat sepekan lalu.

Bertempat di Masjid Al Ikhlas, Sampakan, selepas Maghrib (Ahad, 07/03/10) kami Satu persatu berdatangan. Saling tegur sapa mengawali liqoat pekan ini.

"Malam ini cukup sampai Isya, habis ini kita ke Akh Shinyo", kata ustadz malam itu.

"Ngapain.!?", sahutku sekenanya.

"Lho..., kita support Akh Shinyo. Grand Opening warung baksonya baru Sabtu kemarin", lebih antusias ustadz menjawab.

"Alhamdulillah, iya toh..? Kamis kemarin sekiranya ane sekeluarga mau mampir, udah disana ternyata belum buka", ane menimpali.

Membincangkan Akh Shinyo memang tidak bisa dilepaskan dari dunia bakso. Semenjak lulus sekolah beliau ikut pamannya jualan bakso di perempatan Sampakan Piyungan. Bertahun berguru ilmu bakso dari sang paman, Sabtu kemarin (6/3/10) temen satu liqo ane ini membuka warung bakso sendiri di jalan Wiyoro-Ngipik Kios Wiyoro No 14 kecamatan Banguntapan Bantul atau sekira 2 km arah barat perempatan sampakan.

***

Selepas Isya Liqoat malam itu, kami segera meluncur ke warung bakso "Mas SHINYO". Hitung-hitung sebagai salah satu bentuk dukungan kami.

Tak berapa lama berselancar dalam gelombang hitam jalanan Jogja-Wonosari, kami mencapai target. Sambutan hangat menyapa kami dalam sebuah keakraban keluarga.

Tak berapa lama menunggu, menu tersaji. Sambil menyantap hidangan, berenam kami seksama menyimak paparan qodhoya wa rawa'i sohibul bait tentang lika liku persiapan ekspansi usaha baksonya.

Sambil sesekali melayani pelanggan yang baru datang, tampak kegembiraan dan kebahagiaan terpancar dari akhuna Shinyo 'Abu Zidane' Haryanto. Kegembiraan yang dapat kami rasakan dengan harapan dan doa, semoga ekspansi kekuatan finansial ini menjadi awal bangkitnya quwwatul maal bagi ri'ayah dakwah di Piyungan dan sekitarnya. Menjadikan kader yang Kokoh dan Mandiri. Kokoh secara ma'nawiyah, fikriyah, da'wiyah serta jasadiyah. Kemudian ditopang kemandirian dalam pengembangan diri (ta'allum dzaati) dan mandiri secara keuangan (maaliyah).

"Laki laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang." {Q.S. An Nur:37}.(wied)

0 comments:

Post a Comment