Friday, December 17, 2010

Masih memanfaatkan momentum awal Tahun Hijriah 1432, Tarbiyah Tsaqofiyah (Tatsqif) yang diselenggarakan Kaderisasi DPC PKS Piyungan pekan ini (Ahad,12/12/2010) mengajak seluruh kader dakwah yang hadir untuk menengok satu fragmen siroh Rasulullah dan para sahabat saat meninggalkan Makkah menuju Madinah.

Tatsqif pekanan tiap Ahad pagi dari jam 05.00 - 06.00 yang bertempat di masjid Al-Ikhlas Sampakan Piyungan kali ini diisi oleh Ustadz Agus Shofwan Sekretaris DSW (Dewan Syariah Wilayah) DPW PKS D.I. Yogyakarta. Beliau memaparkan episode hijrah secara komprehensif disertai dengan contoh konkret yang mampu menjadi cambuk ghiroh dan hamasah.

Hijrah Rasulullah 15 (lima belas) abad lampau menjadi tonggak sejarah gemilang kelangsungan dakwah Islam. Kecerdasan beliau dalam perencanaan yang matang patut dijadikan ibrah harakah dakwah masa kini.

Diawali dengan pengiriman murrobi yang handal, Mush'ab bin Umair, ke Madinah (Yatsrib) setahun sebelum hijrah yang berperan dan bertugas menebarkan Islam di Yatsrib hingga akhirnya masyarakat Yatsrib siap membela dan menjadi basis Islam. Setelah Madinah siap, satu persatu generasi sahabat meninggalkan Makkah menuju Madinah yang membuat amarah kaum Quraisy memuncak. Mereka bersepakat membunuh Nabi dengan mengutus pemuda-pemuda setiap kabilah mengepung rumahnya.

Saat itulah strategi matang berikutnya bekerja. Ada Ali bin abi thalib yang rela tidur di ranjang Rasulullah, ada Abdullah bin abu bakar sang itelijen yang taat menginformasikan berita aktual, ada Asma' binti abu bakar wanita pemanjat tebing pertama yang rutin men-supply logistik, juga ada Amir bin Fuhaira si penggembala kambing milik Abubakar untuk menghilangkan jejak dan sumber minuman segar berupa susu kambing. Semua kader berperan sesuai potensinya masing masing. Bahkan Abdullah bin uraiqits yang kafir berperan professional sebagai penunjuk jalan rahasia memutar arah lewat pesisir selama hijrah.

"Lho.. wedhus wae due tugas sik ora entheng (kambing aja punya peran), padahal kita kan bukan kambing to?", ujar ustadz Agus yang diikuti gelak tawa hadirin.

Rencana telah disusun, peran telah dijalankan bisa dibilang sempurna, segala ikhtiar manusiawi sudah dikerahkan secara maksimal. Ternyata, masih ada celah musuh mengancam yang bisa menggagalkan dakwah.

"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya. (yaitu) ketika orang orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya,'Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita'. Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang orang kafir itu yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah:40).

Adalah laba laba, tentara Allah yang menganyam sarangnya di mulut gua Tsur sehingga kaum pengejar Nabi tidak masuk ke dalam gua. Adapun Suraqah bin Malik harus melupakan hadiah yang ditawarkan bagi siapa saja yang menangkap Rasul SAW. Berkali kali ia harus terpelanting dari kuda, hingga tak kuasa menolak pribadi agung yang datang menolongnya.

"Pagi meninggalkan Makkah dengan semangat menghancurkan dakwah, sore pulang ke Makkah membela dakwah. Walaupun Nabi hanya meminta Suraqoh untuk diam, diamnya Suraqah sebagai pembela dakwah. Antum bayangkan bila Suraqah kembali ke Makkah berkoar tentang keberadaan Rasulullah," ustadz Agus mengajak kita berimajinasi.

"Siapa yang menggerakan laba-laba membuat sarang? Siapa yang membuat kuda Suraqah tersungkur? Siapa yang menaklukan hati Suraqoh? Allah, hanya Allah yang berkuasa. Itu semua diluar daya manusiawai. Ancaman penggagalan dakwah semacam itu juga membawa ibroh bahwa yang dituntut dari para kader dakwah hanyalah mengerahkan segenap sumberdaya dan potensi manusiawi, selebihnya serahkan pada Allah SWT," pungkas Ustadz Agus sebelum mengakhiri kajian.

Tak terasa waktu sudah beranjak pukul 06.00, kajian pun harus diakhiri. Puluhan kader ikhwan akhwat yang memadati masjid Al-Ikhlas bersiap pulang dengan membawa semangat baru, semangat untuk terus berperan sebagai apapun dalam indahnya jamaah dakwah.

"Pengumuman....",

Ternyata masih ada agenda tambahan berupa pengumuman.

"Untuk kader ikhwan, nanti jam 08.00 kumpul di mabes DPC Piyungan. Pakai seragam kepanduan, karena kita akan ke kalicode membantu penanganan kalicode yang mengalami banjir lahar dingin merapi," terang akh Deni Sunardi selaku Kabid Kepemudaan DPC PKS Piyungan.

Pas! saatnya mempraktekan teori menjadi aksi. Kamipun segera pulang untuk berbenah, sarapan, mandi, ganti kostum dan meluncur lagi.....

Reporter: Abu Afnan

0 comments:

Post a Comment